Alhamdulillah Sanagat Bermanfaat| Inilah Diam-Diam Kebahagiaan Guru

Asslamualaikum wr.wb....
Salam makmur untuk kita semua biar kita senantiasa di berikan kesehatan dan rezeki yang cukup dan berkah , eksklusif saja kita baca pemberitahuan berikut ini .cekidot

M-eddukasi -- Ada pertanyaan menggelitik di tengah kemelut dilema yang kerap mendera para guru , apa dan di mana belakang layar kebahagiaan guru tersembunyi? Apakah sumber kebahagiaan guru berasal dari meruyaknya harta dan tingginya pangkat serta jabatan? 


Firman Allah SWT , “Dan bermusyawarahlah kau dengan mereka dalam segala urusan. Kemudian apabila kau sudah membulatkan tekad maka bertawakallah terhadap Allah. Sesungguhnya , Allah menyayangi orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS al-Imran: 159).

Guru yang bertawakal yaitu guru yang berbahagia. Buya Hamka pernah menyatakan kalau seorang Mukmin sudah bertawakal atau berserah diri sepenuhnya terhadap Allah SWT maka terlimpahlah ke dalam dirinya sifat terhormat dan mulia yang ada pada-Nya. 

Selain itu , orang bertawakal akan dilimpahi wawasan dan inspirasi dari Allah SWT yang mengantarkannya terhadap menjangkau kebahagiaan dalam hidup. 

Ada tiga simpul nilai tawakal yang mesti diamalkan dan dimaknai guru dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Pertama , simpul nilai yang disebut azam. Azam mengandung makna kebulatan tekad yang dipraktekkan di dalam rencana dan ikhtiar yang sungguh-sungguh. 

Contoh , di saat guru hendak mengajar maka guru mesti merencanakan rencana kesibukan pengajaran dan pembelajaran yang rincian dan sistematis. 

Setelah rencana kesibukan dirancang dengan sungguh bagus , guru rajin menjalankan dan memikul tanggung jawab selaku pengajar seraya bertawakal terhadap Allah SWT. Azam merupakan penggalan tak terpisahkan dari perilaku tawakal. Bahkan , tawakal menjadi cacat atau sanggup gugur tanpa adanya azam. 

Kedua , simpul nilai yang disebut ujian. Ujian atau ujian yaitu suatu keniscayaan dalam hidup. Sebab , legalisasi keimanan seorang guru belum dipandang cukup sebelum para guru akan mendapat ujian hidup (QS al-Ankabut: 2-3). 

Apakah bentuk ujian itu? Allah SWT berfirman: “Kami akan menguji (iman) kau dengan kejelekan dan kebaikan selaku ujian (iman) yang sebenar-benarnya.” (QS al-Anbiya: 35). 

Guru sanggup diuji dengan kebaikan menyerupai sehat lahir batin , banyak rezeki , lulus sertifikasi , punya jabatan , murid-muridnya pintar dan saleh , dan hal-hal baik lainnya. 

Tak jarang pula ujian kejelekan pun menimpa guru , menyerupai sakit , kurang rezeki , murid-muridnya bandel , jadi kambing hitam kegagalan tata cara kebijakan pendidikan , dan hal-hal buruk lainnya. Tawakal yaitu dasar dari keimanan dan semua amal.

Demikian juga keyakinan dan amal tak sanggup ditegakkan kecuali di atas dasar tawakal. Tawakal sendiri cuma sanggup terwujud dalam diri seorang guru sehabis imannya lulus dalam ujian (QS al-Ankabut: 3). 

Ketiga , simpul nilai yang disebut sabar dan syukur. Sesungguhnya , ujian kelapangan hidup bagi seorang guru yaitu bersyukur. Di segi lain , ujian kesempitan hidup bagi seorang guru yaitu kesabaran. 

Banyak guru yang sudah biasa hidup lapang dan senang ternyata tak sanggup bersabar menjalani satu kesusahan hidup. Sebaliknya , banyak guru yang handal dikala menghadapi ujian kejelekan , namun malah tak sukses atasi diri dikala mendapat kejayaan hidup.

Guru yang memiliki sifat tawakal akan diberikan ketenangan dan ketenteraman hati. Ketenangan dan ketenteraman hati itu sendiri munculnya dari Allah SWT. Dan , Allah SWT cuma akan memberikannya terhadap guru-guru yang sudah menjangkau makam tawakal. 

Guru sanggup berbelanja kasur yang empuk , namun tak akan pernah sanggup berbelanja nyenyaknya tidur. Guru sanggup berbelanja obat yang mahal , namun tak akan sanggup berbelanja nikmatnya kesehatan.

Bagi guru yang bertawakal , rumah sempit terasa lapang. Tetapi , bagi guru yang kerap dirundung rasa keluh kesah , rumah luas pun terasa sempit. 

Allah SWT berfirman , “Dialah yang sudah menurunkan ketenangan (dan ketenteraman) ke dalam hati orang-orang Mukmin agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka yang sudah ada.” (QS al-Fath: 4). 

Sejatinya , ketenangan hati yaitu syarat kebahagiaan hidup. Jika sepanjang hidup menjalani tugas guru namun tak sanggup mencicipi kebahagiaan maka guru musti merenung , mengapa kita tak merasa bahagia? Lantas , apa gotong royong yang kita cari di dunia ini? Wallahu alam.


Semoga berharga , silahkan di share .

Tidak ada komentar untuk "Alhamdulillah Sanagat Bermanfaat| Inilah Diam-Diam Kebahagiaan Guru"